KATA PENGANTAR
Puji syukurkami panjatkan kehadiratAllah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berisikan tentang penulisan kata ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang cara menuliskan penulisan kata serta aplikasi pemakaiannya.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu penulisan makalah ini.
Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangatmengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
Bandung November 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagaialat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspekkehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, denganpenyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etikaberbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku wargaNegara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketatabahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasasecara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapatdigunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik dan benar.
1.2 Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :
Memahami konsep penulisan kata seusai EYD
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Kata Turunan
Kata tutunan biasa di sebut imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya :
Bergerigi ketetapan
sentuhan
Gemetar
mempertanyakan
terhapus
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.Misalnya :
Diberi tahu, beritahukan
Bertanda tangan, tanda tangani
Berlipat ganda, lipat gandakan
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya :
Memberitahukan
Ditandatangani
Melipatgandakan
2. Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya :
duta besar, kerja sama, kereta api cepat, meja tulis,
orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tandahubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya :
1alat pandang-dengar (audio-visual aid), anak, istri, saya(keluarga), buku sejarah baru (sejarahnya yang baru),ibu-bapak (orang tua), oarang-tua muda (ayah ibumuda), kaki-tangan penguasa (alat penguasa)
Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannyasudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata. Misalnya :
acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, bagaimana,barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputera, daripada, darmabakti, halal-bihalal, kacamata,kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif,saputangan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya :
Adibusana, anatakota, biokimia, caturtunggal,dasawarsa, inkonvensional, konposer, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol,neokolonialisme paripurna, prasangka, purnawirawan, tunawisma
Jika bentuk terikat oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya :
non-Asia
neo-Naz
3. Kata Ganti ku, kau, mu, dannya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. aku…..= aku bawa, aku ambil
ku…..= kubawa, kuambil
engkau…..= engkau bawa, engkau ambil
kau…..= kaubawa, kauambil
Misalnya :
Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ?
Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.
Kata gantiku danmu sebagai bentuk singkat dariaku dan kamu, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
….. kamu = sepeda kamu
………mu = sepedamu
….. aku = rumah aku
………ku = rumahku
Kata gantinya selalu ditulis dengan kata yang mendahului.
………nya = bukunya
Misalnya :
Bolehkah aku pakai sepeda kamu sebentar?
Sepedamu lebih kokoh dari sepedaku.
Gadis ayu itu tinggal didepan rumahku.
Eva sedang menyampul bukunya.
4. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
5. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya:
Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
Dia berjalan-jalan di luar gedung.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana kemari mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
Cincin itu terbuat dari emas.
*Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia lebih tua daripada saya.
Dia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
6. Partikel
Partikel-lah dan-kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya
Misalnya :
Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
Siapakah tokoh yang menentukan radium?
Partikelpun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apapun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
Hendak makanpun lauknya sudah habis.
Satu kalipun Dedy belum pernah datang ke
rumahku.
Bukan hanya saya, melainkan diapun turut serta.
*Catatan :
Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, yaitu
adapun,
andaipun,
bagaimanapun,
biarpun,
kalaupun,kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun,walaupun.
Misalnya :
Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui .
Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.
Baik para dosenmaupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi.
Walaupun hari hujan, ia datang juga.
Partikel per yang berarti ‘demi’ dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya :
Mereka masuk kelas satuper satu. (‘satu demi satu’)
Harga kain itu Rp 8.000,00per meter (‘tiap meter’)
7. Angka dan Lambang Bilangan
1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau Romawi. Misalnya :
Angka Arab
: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi
: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
L (50), C (100), D (500), M (1000)
2)Angka digunakan untuk menggunakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya :
19 meter4 ons
9 hektar
65 liter
Pukul 15.3010 detik
30 meenit5 jam
Rp 10.000,00
USS 3.50500 Yen
Y500
3)Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya :
Jalan Sentosa III No. 152
Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F2, No. 10
4)Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 354
Surat Annisa: 9
5)Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh
Misalnya :
Dua belas 12
Dua puluh dua 22
Dua ratus dua puluh dua222
b.Bilangan pecahan
Misalnya :
Setengah
½
Tiga perempat
¼
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapatdinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.
Bukan : 50 orang tewas akibat bencana itu.
Pak Yayat mengundang 500 orang tamu.
Bukan : 500 orang tamu diundang Pak Yayat.
8. Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronimdibaca diperlakukan sebagai kata. Ada tiga ketentuan dalampenulisan akronim.
- Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal darideret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Misalnya :
FISIP(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
ISPA(Infeksi Salurana Pernafasan Atas)
- Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnyaditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.Misalnya :
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Kadin(Kamar Dagang dan Industri)
Sespa(Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi)
- Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (lower case).
Misalnya :
radar
radio detecting and ranging
rapim
rapat pimpinan
rudal
peluru kendali
BAB 3
PENUTUP
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasaIndonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakatdihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialahmasyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benardalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasayang salah, sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahanyang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahantersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan dibenarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalamproses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan.
Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. : KawanPustaka
Novia, Windi._____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko Press
Sumber lain :
http://www.scribd.com/doc/23761859/Makalah-Bahasa-Indonesia-EYD
IYAN SETIAWAN
41811102
Kelas: IK 3
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2011